Mustakimah, seorang mahasiswi dari Program Studi D3 Keperawatan Baturaja, Poltekkes Kemenkes Palembang, sukses mencatatkan namanya di tingkat nasional setelah meraih empat gelar juara dalam ajang Kejuaraan Lomba Islam Nasional Online yang diselenggarakan di Jakarta. Prestasi gemilang ini menegaskan keunggulan Mustakimah dalam kompetensi keislaman, khususnya dalam bidang hafalan Al-Qur’an.
Kejuaraan yang diadakan secara daring ini menarik partisipasi dari berbagai mahasiswa perguruan tinggi se-Indonesia. Mustakimah berhasil mendominasi dua kategori lomba yang berbeda dalam dua bulan berturut-turut.
Kategori Lomba Tahfidz Mahasiswa Tingkat Nasional (Oktober 2025)
Pada bulan Oktober 2025, Mustakimah menunjukkan kualitas hafalan Al-Qur’an yang sangat kompetitif dengan meraih dua posisi teratas sekaligus dalam kategori Tahfidz:
Juara 2 Lomba Tahfidz Mahasiswa Tingkat Nasional
Juara 3 Lomba Tahfidz Mahasiswa Tingkat Nasional
Kategori Lomba Hafalan Ayat Pendek Tanpa Liat Al-Qur’an Mahasiswa Tingkat Nasional (November 2025)
Keberhasilan Mustakimah berlanjut pada bulan November 2025 di kategori Hafalan Ayat Pendek, yang menuntut ketepatan hafalan tanpa bantuan visual Al-Qur’an. Dalam kategori ini, ia kembali mengamankan dua posisi:
Juara 2 Lomba Hafalan Ayat Pendek Tanpa Liat Al-Qur’an Mahasiswa Tingkat Nasional
Juara Harapan 2 Lomba Hafalan Ayat Pendek Tanpa Liat Al-Qur’an Mahasiswa Tingkat Nasional
Perolehan total empat gelar juara di tingkat nasional ini merupakan pencapaian luar biasa bagi Mustakimah. Prestasi ini secara signifikan mengangkat nama Poltekkes Kemenkes Palembang, khususnya Program Studi D3 Keperawatan Baturaja, sebagai institusi yang tidak hanya fokus pada pencetakan tenaga kesehatan profesional, tetapi juga unggul dalam pengembangan spiritual dan keagamaan mahasiswanya.
Keberhasilan ini menjadi motivasi bagi seluruh civitas akademika Poltekkes Kemenkes Palembang untuk terus menyeimbangkan prestasi akademik dengan pengembangan karakter dan spiritual.
Prestasi Mustakimah membuktikan bahwa batas antara profesi dan pengabdian spiritual hanyalah ilusi. Dengan tekad dan manajemen waktu yang tepat, seorang calon perawat pun dapat menjadi seorang penghafal Al-Qur’an berprestasi nasional. Kegigihannya adalah cerminan bahwa kesuksesan sejati adalah saat kita mampu menyeimbangkan ilmu dunia dan ilmu agama.”
Kisah Mustakimah merupakan panggilan bagi seluruh mahasiswa: jangan pernah batasi potensi diri Anda pada satu bidang keahlian saja. Di tengah padatnya kurikulum keperawatan, ia tetap mampu meraih empat gelar nasional di bidang Tahfidz. Ini adalah bukti bahwa ‘Sibuk’ bukanlah alasan untuk berhenti berprestasi, melainkan tantangan untuk lebih disiplin.”
Reposrted by : labela rossi (Mahasiswa tingkat 2)

Leave a Comment